Rabu, 25 Mei 2016

SOPHIS DAN SOCRATES (FILSAFAT UMUM)


                                                  SOPHIS DAN SOCRATES (FILSAFAT UMUM)
     Muhamad Farhan Sahlani
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke khadirat Allah SWT., Tuhan yang telah memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga makalah ini dapat diselesaikan walaupun masih banyak kesalahan dan kekurangan.
Shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Baginda Nabi Muhammad s.a.w., keluarganya, sahabatnya, serta pengikutnya.
Makalah yang Sophis Dan Socrates merupakan salah satu tugas mata kuliah Filsafat Umum.
Dengan selesainya karya tulis ini, kami memanjatkan do’a kepada Allah swt. agar apa yang penulis harapkan dapat tercapai, dan tidak lupa kami harapkan dorongan dan motivasi dari pembaca dengan memberikan saran dan kritikan kepada Kami, demi perbaikan serta penyempurnaan makalah ini.
Cipasung, 5 Maret 2016

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................. v
DAFTAR ISI............................................................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................... 1
A.     LATAR BELAKANG.................................................................................................. 1
B.     RUMUSAN MASALAH.............................................................................................. 1
C.     TUJUAN PENULISAN................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................... 2
A.     MUNCULNYA KAUM SHOPIS............................................................................. 2
B.     PERANAN KAUM SHOPIS.................................................................................... 2
C.     PARA FILOSOF KAUM SHOPIS........................................................................... 3
D.    SOCRATES............................................................................................................... 3
E.     AJARAN-AJARAN SOCRATES............................................................................ 4
F.      PENGIKUT-PENGIKUT SOCRATES.................................................................... 5
BAB III PENUTUP.................................................................................................................. 6
A.                 KESIMPULAN....................................................................................................... 6
B.                 SARAN................................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................ 7
 
BAB I
PENDAHULUAN
A.        LATAR BELAKANG
   Sofis adalah nama yang diberikan kepada sekelompok filsuf yang hidup dan berkarya pada zaman yang sama dengan Sokrates. Mereka muncul pada pertengahan hingga akhir abad ke-5 SM. Meskipun sezaman, kaum sofis dipandang sebagai penutup era filsafat pra-sokratik sebab Sokrates akan membawa perubahan besar di dalam filsafat Yunani. Golongan sofis bukanlah suatu mazhab tersendiri, sebab para filsuf yang digolongkan sebagai sofis tidak memiliki ajaran bersama ataupun organisasi tertentu. Karena itu, sofisme dipandang sebagai suatu gerakan dalam bidang intelektual di Yunani saat itu yang disebabkan oleh beberapa faktor yang timbul saat itu
Kaum Sofis muncul pada pertengahan abad ke-5 SM. Beberapa orang filsuf sofis yang terkenal tidak berasal dari Athena, namun semua nya pernah mengunjungi dan berkarya di Athena.
Socrates (Yunani: Σωκράτης, Sǒcratēs) (469 SM - 399 SM) adalah filsuf dari Athena, Yunani dan merupakan salah satu figur paling penting dalam tradisi filosofis Barat. Socrates lahir di Athena, dan merupakan generasi pertama dari tiga ahli filsafat besar dari Yunani, yaitu Socrates, Plato dan Aristoteles. Socrates adalah guru Plato, dan Plato pada gilirannya juga mengajar Aristoteles. Semasa hidupnya, Socrates tidak pernah meninggalkan karya tulisan apapun sehingga sumber utama mengenai pemikiran Socrates berasal dari tulisan muridnya (plato). Peninggalan pemikiran Socrates yang paling penting ada pada cara dia berfilsafat dengan mengejar satu definisi absolut atas satu permasalahan melalui satu dialektika. Pengejaran pengetahuan hakiki melalui penalaran dialektis menjadi pembuka jalan bagi para filsuf selanjutnya. Perubahan fokus filsafat dari memikirkan alam menjadi manusia juga dikatakan sebagai jasa dari Sokrates. Manusia menjadi objek filsafat yang penting setelah sebelumnya dilupakan oleh para pemikir hakikat alam semesta. Pemikiran tentang manusia ini menjadi landasan bagi perkembangan filsafat etika dan epistemologis di kemudian hari.

B.        RUMUSAN MASALAH
1.      Apa itu Kaum sophis (sofis)?
2.      Siapa itu socrates?
3.      Bagaimana peranan kaum sophis dan socrates untuk dunia?

C.        TUJUAN PENULISAN
1.      Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Filsafat Umum
2.      Menambah Wawasan mengenai Sophis dan Socrates
3.      Mengenal para sejarah filosof
BAB II
PEMBAHASAN
A.     MUNCULNYA KAUM SOPHIS
Setelah perang dengan Persia usai pada tahun 449 SM, Athena berkembang pesat di dalam bidang politik dan ekonomi. Perikles adalah tokoh yang berhasil memimpin Athena saat itu hingga Athena berhasil menjadi pusat seluruh Yunani. Sebelumnya, filsafat dan ilmu pengetahuan lain kurang berkembang di Athena, melainkan di tempat-tempat lain. Namun setelah Athena menjadi pusat politik dan ekonomi Yunani, dengan segera Athena juga menjadi pusat dalam bidang intelektual dan kultural.
Bersamaan dengan meningkatnya kemakmuran warga Athena, maka dirasakan juga kebutuhan di dalam bidang pendidikan. Pendidikan yang utama pada waktu itu adalah pendidikan yang memampukan seseorang untuk berbicara dengan baik dan meyakinkan di depan umum. Hal itu berkaitan dengan kemajuan di bidang politik, yakni dengan sistem demokrasi diterapkan di Athena. Sistem demokrasi Athena menggunakan pemungutan suara terbanyak di dalam pengadilan maupun sidang umum. Oleh karena itu, para pemuda yang merupakan calon-calon pemimpin harus dilatih untuk dapat berbicara dengan meyakinkan supaya dapat ikut serta dalam kehidupan politik. Di sinilah kaum sofis memenuhi kebutuhan akan pendidikan tersebut. Kaum sofis mengajarkan ilmu-ilmu seperti matematika, astronomi, dan tata bahasa, di samping ilmu retorika yang merupakan ilmu terutama. Selain memiliki murid-murid yang berasal dari kalangan atas, para sofis juga memberi ceramah-ceramah untuk rakyat.
Nama “Sofis” (sophistes) tidak dipergunakan sebelum abad ke-5.Arti tertua dari kata “Sofis” adalah “seseorang bijaksana” atau “seseorang yang mempunyai keahlian dalam bidang tertentu”. Agak cepat kata ini dipakai dalam arti “sarjana” atau “cendekiawan”. Herodotos memakai nama sophiestes untuk Phytagoras. Pengarang Yunani yang bernama Androtion (4 SM) menggunakan nama ini untuk menunjukkan “ketujuh orang bijaksana” dari abad 6 dan Sokrates. Lysias, ahli pidato Yunani yang hidup sekitar permulaan abad ke-4 memakai nama ini untuk Plato. Tetapi pada abad ke-4 nama philosophos menjadi nama yang biasanya dipakai dalam arti “sarjana” atau “cendekiawan”, sedangkan nama sophistes khusus dipakai untuk guru-guru yang berkeliling dari kota ke kota dan memainkan peranan penting dalam masyarakat Yunani sekitar paruh abad ke-5.
B.     PERNANA KAUM SOPHIS
Di dalam sejarah filsafat, kaum sofis sering dipandang secara negatif. Misalnya saja, mengajar untuk mendapatkan uang yang banyak, menghalalkan segala cara untuk memenangkan argumentasi, serta mengajarkan relativisme. Salah satu faktor yang menyebabkan hal itu adalah adanya pernyataan dari Sokrates, Plato, dan Aristoteles terhadap kaum sofis. Akan tetapi, kini telah ada usaha-usaha untuk menilai kaum sofis secara positif. Berikut adalah beberapa sumbangan kaum sofis terhadap perkembangan filsafat:
1.      Kaum sofis menjadikan manusia sebagai pusat pemikiran filsafatnya. Tidak hanya itu, bahkan pemikiran manusia itu sendiri dijadikan tema filsafat mereka. Contohnya adalah pandangan Prodikos tentang dewa-dewi sebagai proyeksi pemikiran manusia, atau pandangan Protagoras tentang proses pemikiran untuk mengenali sesuatu.
2.      Kaum sofis merupakan pionir dalam hal pentingnya bahasa di dalam filsafat. Hal itu terlihat dari berkembangnya retorika dan juga pentingnya pemakaian kata yang tepat. Selain itu, kaum sofis juga menciptakan gaya bahasa baru untuk prosa Yunani.(butuh rujukan) Sejarawan-sejarawan Yunani yang besar seperti Herodotus dan Thukydides, amat dipengaruhi oleh mereka. Kemudian etika kaum sofis juga memengaruhi dramawan-dramawan tersohor seperti Sophokles dan Euripides.
3.      Kritik kaum sofis terhadap pandangan tradisional mengenai moral membuka cakrawala pemikiran baru terhadap etika rasional dan otonom.
4.      Kaum sofis memberikan pengaruh besar terhadap pemikiran Sokrates, Plato, dan Aristoteles. Karena itu, secara tidak langsung, kaum sofis memberikan sumbangan besar terhadap filsafat zaman klasik dengan tiga filsuf utama tersebut.
C.     PARA FILOSOF KAUM SOPHIS
Di dalam sejarah filsafat, dikenal beberapa nama filsuf yang termasuk di dalam kaum sofis. Nama-nama tersebut adalah
1.      Protagoras dari Abdera
2.       Xeniades dari Korintus
3.      Gorgias dari Leontinoi
4.      Lycophron, Prodikos dari Keos
5.      Thrasymakos dari Chalcedon
6.      Hippias dari Elis
7.      Antiphon Dan Kritias dari Athena.
Dari beberapa nama filsuf tersebut, hanya Protagoras, Gorgias, Prodikos, Hippias, dan Antiphon, yang fragmen-fragmen tulisannya masih tersimpan sehingga pengajarannya dapat diketahui. Hanya ada sedikit sekali tulisan yang berbicara mengenai Thrasymakos dan Kritias.Sedangkan untuk Lycophron dan Xeniades, sama sekali tidak ada fragmen tulisan mereka yang tersimpan
D.      SOCRATES
Socrates adalah filsuf dari Athena, Yunani dan merupakan salah satu figur paling penting dalam sejarah filosof. Socrates lahir di Athena, dan merupakan generasi pertama dari tiga ahli filsafat besar dari Yunani, yaitu Socrates, plato dan aristoteles.
Socrates adalah yang mengajar Plato dan Plato pada gilirannya juga mengajar Aristoteles. Socrates diperkirakan lahir dari ayah yang berprofesi sebagai seorang pemahat patung dari batu (stone mason) bernama Sophroniskos. Ibunya bernama Phainarete berprofesi sebagai seorang bidan, dari sinilah Socrates menamakan metodenya berfilsafat dengan metode kebidanan nantinya. Socrates beristri seorang perempuan bernama Xantippe dan dikaruniai tiga orang anak.
Secara historis, filsafat Socrates mengandung pertanyaan karena Socrates sediri tidak pernah diketahui menuliskan buah pikirannya. Apa yang dikenal sebagai pemikiran Socrates pada dasarnya adalah berasal dari catatan oleh Plato, Xenophone (430-357) SM, dan siswa-siswa lainnya. Yang paling terkenal diantaranya adalah Socrates dalam dialog Plato dimana Plato selalu menggunakan nama gurunya itu sebagai tokoh utama karyanya sehingga sangat sulit memisahkan mana gagasan Socrates yang sesungguhnya dan mana gagasan Plato yang disampaikan melalui mulut Sorates. Nama Plato sendiri hanya muncul tiga kali dalam karya-karyanya sendiri yaitu dua kali dalam Apologi dan sekali dalam Phaedrus.
Socrates dikenal sebagai seorang yang tidak tampan, berpakaian sederhana, tanpa alas kaki dan berkelilingi mendatangi masyarakat Athena berdiskusi soal filsafat. Dia melakukan ini pada awalnya didasari satu motif religius untuk membenarkan suara gaib yang didengar seorang kawannya dari Oracle Delphi yang mengatakan bahwa tidak ada orang yang lebih bijak dari Socrates. Merasa diri tidak bijak dia berkeliling membuktikan kekeliruan suara tersebut, dia datangi satu demi satu orang-orang yang dianggap bijak oleh masyarakat pada saat itu dan dia ajak diskusi tentang berbagai masalah kebijaksanaan. Metode berfilsafatnya inilah yang dia sebut sebagai metode kebidanan. Dia memakai analogi seorang bidan yang membantu kelahiran seorang bayi dengan caranya berfilsafat yang membantu lahirnya pengetahuan melalui diskusi panjang dan mendalam. Dia selalu mengejar definisi absolut tentang satu masalah kepada orang-orang yang dianggapnya bijak tersebut meskipun kerap kali orang yang diberi pertanyaan gagal melahirkan definisi tersebut. Pada akhirnya Socrates membenarkan suara gaib tersebut berdasar satu pengertian bahwa dirinya adalah yang paling bijak karena dirinya tahu bahwa dia tidak bijaksana sedangkan mereka yang merasa bijak pada dasarnya adalah tidak bijak karena mereka tidak tahu kalau mereka tidak bijaksana.
Cara berfilsatnya inilah yang memunculkan rasa sakit hati terhadap Sokrates karena setelah penyelidikan itu maka akan tampak bahwa mereka yang dianggap bijak oleh masyarakat ternyata tidak mengetahui apa yang sesungguhnya mereka duga mereka ketahui. Rasa sakit hati inilah yang nantinya akan berujung pada kematian Sokrates melalui peradilan dengan tuduhan resmi merusak generasi muda, sebuah tuduhan yang sebenarnya dengan gampang dipatahkan melalui pembelaannya sebagaimana tertulis dalam Apologi karya Plato. Socrates pada akhirnya wafat pada usia tujuh puluh tahun dengan cara meminum racun sebagaimana keputusan yang diterimanya dari pengadilan dengan hasil voting 280 mendukung hukuman mati dan 220 menolaknya.
Socrates sebenarnya dapat lari dari penjara, sebagaimana ditulis oleh Krito, dengan bantuan para sahabatnya namun dia menolak atas dasar kepatuhannya pada satu “kontrak” yang telah dia jalani dengan hukum di kota Athena. Keberaniannya dalam menghadapi maut digambarkan dengan indah dalam Phaedo karya Plato. Kematian Socrates dalam ketidakadilan peradilan menjadi salah satu peristiwa peradilan paling bersejarah dalam masyarakat Barat di samping peradilan Yesus Kristus.
E.      AJARAN-AJARAN SOCRATES
Socrates memilih manusia sebagai objek penyelidikannya dan ia memandang manusia lebih kurang dari segi yang sama seperti mereka yaitu sebagai makhluk yang mengenal, yang harus mengatur tingkah lakunya sendiri dan yang hidup ke dalam masyarakat. Sebagaimana juga para filosofis, socrates pun mulai filsafatnya dengan bertitik tolak dari pengalaman sehari-hari dan dari kehidupan yang konkrit. Tetapi ada suatu perbedaan yang penting sekali antara sokrates dan para kaum sofis, yaitu sokrates tidak menyetujui relativisme yang terdapat pada kaum sofis, menurut sokrates ada kebenaran obyektif, yang tidak bergantung pada saya dan kita.
1.      Metode
Metode yang dipakai socrates untuk menghadapi keahlian silat lidah kaum sofis itu dikenal sebagai metode Dialektik kritis. Proses dialektik di sini mengandung arti “dialog antara dua pendirian yang bertentangan ataupun merupakan perkembangan pemikiran dengan memakai pertemuan antar ide”. Sedangkan sikap kritis itu berarti socrates tidak mau menerima begitu saja sesutau pengertian sebelum dilakukan pengujian untuk membuktikan benar atu salahnya. Oleh karena itu dalam melaksanakan metode dialektik kritis ini, socrates selalu meminta penjelasan tentang sesuatu pengertian dari orang yang dianggapnya ahli dalam bidang tersebut. Kemudian socrates mengajukan pertanyaan mengenai dasar dasar pemikran para ahli itu. Jadi socrates menuntut kemampuan para ahli untuk mempertanggung jawabkan pengetahuannya dengan alasan yang benar. Metode ini yang digunakan socrates untuk menemukan kebenaran yang obyektif.Dalam metode dialektiknya ia menemukan dua penemuan metode yang lain, yakni induksi dan definisi. Istilah induksi mana kala pemikiran bertolak dari pengetahuan yang khusus, lau menyimpulkannya dengan pengertian yang umum. Pengertian umum diperoleh dari mengambil sifat-sifat yang sama( umum) dari masing-masing kasus khusus. Ciri umum tersebut dinamakan ciri esensi dan ciri khusus itu dinamakan ciri eksistensi. Suatu definisi dibuat dengan menyebutkan semua ciri esensi suatu objek dengan menyisihkan semua ciri eksistensinya.
2.      Etika
Faham etika socrates merupakan kelanjutan dari metode yang ia temukan (definisi dan induksi). Socrates mencurahkan perhatiannya pada cabang filsafat yang disebut ”Etika”. Dalam apologia, socrates menerangkan kepada hakim – hakimnya, bahwa ia menganggap sebagai tugasnya mengingatkan para warga negara athena supaya mereka mengutamakan jiwa mereka dan bukan kesehatan, kekayaan, kehormatan atau hal – hal sedemikian yang tidak sebanding dengan jiwa. Menurut socrates, tujuan tertinggi kehidupan manusia ialah membuat jiwanya menjadi sebaik mungkin

F.      PENGIKUT-PENGIKUT SOCRATES
tak lama setelah kematiannya dia dianggap sebagai pendiri sejumlah aliran pemikiran filsafat. Sokrates tidak pernah memiliki murida dalam arti yang sebenarnya, sokrates juga tidak pernah mendirikan mazhab apapun, sokrates hanya mengajak pengikutnya agar mereka berfilsafat sendiri. Stelah kematian sokrates, pengikut-pengikut sokrates itupun memilih jalan mereka masing-masing, dari semua pengikut sokrates itu tidak ada yang dapat membandingi plato. Pengikut sokrates yang lain disebut dengan “The Minor Socratics”, yang kemudian mereka-mereka ini mendirikan beberapa pokok ajaran, antara lain :
1.      Mazhab Megara
Didirikan oleh pengikut sokrates yang bernama Eukleides dari Megara. Ia mencoba mendamaikan “yang ada” dari mazhab elea  dengan “yang baik” dari sokrates
2.      Mazhab Elis dan Eretria
Didirikan oleh Eretria, ia menaruh perhatian pada persoalan-persoalan yang berhubungan dengan dialektika                                                                     
3.      Mazhab Sinis
Tokoh utamanya adalah Antisthenes, dalam bidang dialektika ia menentang teori plato mengenai ide yang berdiri sendiri, dan dalam bidang etika ia beranggapan bahwa  manusia mempunyai keutamaan, bila ia tahu, ia kan melepaskan diri dari  barang jasmani dan segala macam kesenangan karena kesenangan adalah musuh besar bagi orang yang ingin hidup bahagia.
4.      Mazhab Hedonis
Tokoh utamanya Aristippos, ajarannya adalah bahwa keutamaan tidak lain daripada mencari”yang baik” namun yang baik disini disamakan dengan kesenangan (hedone), kesenangan disini juga termasuk kesenangan badani juga, akan tetapi seporang yang bijaksana tidak akan mengejar kesenanagan tanpa batas, karena kesenangan yang tanpa batas akan menyebabkan kesusahan. Dalam perspektif hedonisme, pengendalian diri dan pertarakan perlu untuk mencapai cara hidup yang ideal.
BAB III
PENUTUP
A.     KESIMPULAN
Kaum Shopis adalah kaum yang berpengaruh besar terhadap filsafat, terbukti dengan sumbangasih para filosof dari kaum shopis. Begitu juga dengan Socrates yang menjadi sejarah bagi para filosof,ke masyhuranya socrates terbukti dengan kesuksesan anak didik nya (Plato) yang juga menjadi sejarah para filosof. Tetapi ada suatu perbedaan yang penting sekali antara sokrates dan para kaum sofis, yaitu sokrates tidak menyetujui relativisme yang terdapat pada kaum sofis, menurut sokrates ada kebenaran obyektif, yang tidak bergantung pada saya dan kita.
B.     SARAN
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca terutama pada dosen mata kuiah, agar dapat pembuatan makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Atas kritik dan saranya, kami ucapkan terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA
K.Bertens, Sejarah Filsafat Yunani, Jogjakarta: Kanisius,1999
Ahmad Tafsir, Filsafat Umum, PT. Remaja Rosdakarya Bandung,  2000, hal. 9
Bertens, Kees. Sejarah Filsafat Yunani. Kanisius. 1999. Yogyakarta.
Ferguson, Wallace K., and Geoffrey Bruun. A Survey of European Civilization (4th Ed), pg. 38-39.
Houghton Mifflin Company / Boston, 1969, USA.
Rakhmat, Ioanes. Sokrates dalam Tetralogi Plato: Sebuah Pengantar dan Terjemahan Teks. Gramedia. 2009. Jakarta.
Yenne, Bill. 100 Pria Pengukir Sejarah Dunia (hal 32-33). Alih bahasa: Didik Djunaedi. PT. Pustaka Delapratasa, 2002, Jakarta.

thanks for reading and watching