KONSELING
PESANTREN
KARYA
ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah
Bimbingan Dan Konseling
Dosen :
H. Abas. R., Drs., M.M.Pd
Disusun Oleh :
M. Farhan Sahlani
NIM : 15.0156.1
Tingkat/Semester : IIID/V
Fakultas/Jurusan : Tarbiyah/PAI
INSTITUT
AGAMA ISLAM CIPASUNG (IAIC)
SINGAPARNA
– TASIKMALAYA
2017/2018
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji
dan syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT. Yang telah memberi Penulis
kekuatan dan kemudahan dalam menyelesaikan makalah ini sehingga dapat
diselesaikan. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan Dan
Konseling yang berjudul “Konseling Pesantren”. Namun demikian semoga makalah
ini tidak hanya bermanfa’at bagi Penulis namun juga bisa bermanfa’at dan
menambah wawasan bagi semua pihak.
Dalam pembuatan makalah ini Penulis
tidak terlepas dari berbagai kesulitan karena keterbatasan ilmu dan pengalaman
yang Penulis miliki, namun berkat petunjuk Allah SWT, motivasi, bimbingan,
serta bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun secara tidak langsung,
dengan izin Allah SWT, tugas makalah ini dapat di selesaikan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu Penulis mengharapkan saran dan kritikan
kepada Pembaca demi kesempurnaan makalah ini untuk masa yang akan datang,
semoga makalah ini ada manfa’atnya.
Cipasung, 23 Oktober 2017
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULU Hlm.
Halaman Judul………………………………………………………….i
Daftar Isi……………………………………………………………….ii
Kata Pengantar…………………………………………………………iii
Prakata………………………………………………………………….iv
Satuan Acara Perkuliahan……………………………………………...v
ISI BAB
Hlm.
BAB 1 : Pengertian Konseling Pesantren
………………………….. ....1
BAB 2 : Peran dan Fungsi Konseling Pesantren………
……………….11
BAB 3 : Eksplorasi Problema dalam
Pesantren………………….……. .21
BAB 4 : At Tawazun dalam Konseling
Pesantren……………………... 37
BAB 5 : Konseling Islami dalam Budaya
Pesantren…………………….62
BAB 6 : Model Konseling
Pesantren…………………………………….74
PENUTUP
Daftar Pustaka………………………………………………………......94
Evaluasi dan Penilaian Perkuliahan………………………………….....98
BAB 1
PENGERTIAN KONSELING PESANTREN
Pendahuluan
Paket bahan perkuliahan ini difokuskan pada definisi konseling
pesantren. Kajian dalam paket ini meliputi pengertian konseling pesantren
secara bahasa, pengertian konseling pesantren secara istilah, dan pengertian
konseling pesantren menurut para tokoh
yang mendefinisikan konseling pesantren. Paket ini sebagai
pengantar
dari paket-paket sesudahnya, sehingga paket ini merupakan
paket yang paling dasar. Dalam BAB 1 ini mahasiswa akan mengkaji pengertian konseling
pesantren. Sebelum perkuliahan berlangsung, dosen terlebih dahulu menanyakan
tentang paradigma umum tentang arti dari term konseling serta arti dari term
pesantren untuk memancing ide atau wawasan yang dimiliki mahasiswa sebelum
masuk ke dalam pembahasan definisi tentang konseling pesantren. Mahasiswa juga diberi
tugas untuk membaca uraian materi dan mendiskusikannya dengan panduan lembar
kegiatan. Dengan dikuasainya dasar-dasar BAB 1 ini diharapkan dapat menjadi
modal untuk mempelajari paketpaket berikutnya. Penyiapan media pembelajaran
dalam perkuliahan ini sangat penting. Perkuliahan ini memerlukan media
pembelajaran berupa
LCD dan laptop sebagai salah satu media pembelajaran yang
dapat mengefektifkan jalannya perkuliahan, serta kertas plano, spidol dan selotip
ataupun paku untuk alat menuangkan kreatifitas hasil perkuliahan dengan membuat
peta konsep.
Rencana Pelaksanaan Perkuliahan
Kompetensi Dasar
Mahasiswa mampu mendefinisikan konseling pesantren secara
bahasa, istilah, maupun merujuk kepada pendapat tokoh tentang
pengertian konseling pesantren.
Indikator
Pada akhir perkuliahan mahasiswa diharapkan mampu :
1. Mengerti tentang pengertian konseling pesantren secara
bahasa, istilah, dan pendapat para tokoh.
2. Mampu menguraikan tentang term konseling dan term
pesantren serta mendeskripsikan tentang pengertian konseling
pesantren.
3. Mampu memahami perbedaan antara konseling pada
umumnya dengan konseling pesantren.
Waktu
4x50 menit
Materi Pokok
Perspektif konseling pesantren
1. Pengertian konseling pesantren secara bahasa, istilah dan
menurut para tokoh
2. Perbedaan konseling pesantren dengan konseling secara umum
Kegiatan Perkuliahan
Kegiatan Awal (10 menit)
1. Paradigma umum tentang konseling pesantren
2. Memberikan penjelasan tentang pentingnya mempelajari paket
Kegiatan Inti (75 menit)
1. Membagi mahasiswa dalam 3 kelompok
2. Masing-masing kelompok mendiskusikan sub tema :
Kelompok 1 : Pengertian konseling pesantren secara bahasa
Kelompok 2 : Pengertian konseling pesantren secara istilah
Kelompok 3 : Perbedaan antara konseling pesantren dengan
konseling secara umum
3. Presentasi hasil diskusi dari masing-masing kelompok
4. Selesai presentasi setiap kelompok, maka kelompok lain
memberikan klarifikasi
5. Penguatan hasil diskusi dari dosen
6. Dosen memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk
menanyakan sesuatu yang belum paham atau menyampaikan konfirmasi
Kegiatan Penutup (10 menit)
1. Menyimpulkan hasil perkuliahan
2. Memberi dorongan psikologis/saran/nasehat
3. Refleksi perkuliahan oleh mahasiswa
Kegiatan Tindak Lanjut (5 menit)
1. Memberi tugas latihan
2. Mempersiapkan perkuliahan selanjutnya
Lembar Kegiatan
Membuat peta konsep (mind map) tentang pengertian
konseling pesantren secara bahasa, istilah, dan pendapat para
tokoh
yang mendefinisikan konseling pesantren serta perbedaan antara
konseling pesantren dengan konseling pada umumnya.
Peta Konsep
1. Peta Konsep
Perspektif Konseling Pesantren :
·
Perbedaan Konseling Pesantren dengan Konseling secara Umum
Perbedaan
a. Dari segi definisi secara bahasa dan istilah
b. Definisi secara toritik maupunempirik
·
KP (bahasa) -- KP (istilah) -- KP (pendapat)
Tujuan
Mahasiswa dapat membuat peta konsep untuk membangun
pemahaman tentang pengertian konseling pesantren secara
bahasa,
istilah, maupun pendapat para tokoh yang mendefinisikannya.
Dan juga mahasiswa dapat membedakan konseling pesantren dengan konseling pada
umumnya dari anggota kelompok yang dituangkan dalam peta konsep.
Bahan dan Alat
Kertas plano, spidol berwarna dan isolasi
Langkah Kegiatan
1. Pilihlah seorang pemandu kerja kelompok dan penulis konsep
hasil kerja!
2. Diskusikan materi yang telah ditentukan dengan anggota
kelompok!
3. Tuliskan hasil diskusi dalam bentuk Peta Konsep sebagaimana
contoh gambar diatas!
4. Tempelkan hasil kerja kelompok dipapan tulis/dinding kelas!
5. Pilihlah satu anggota kelompok untuk presentasi!
6. Presentasikan hasil kerja kelompok secara bergiliran,
dengan waktu masing-masing kurang dari 10 menit !
7. Berikan tanggapan /klarifikasi dari presentasi kelompok
lain!
Urain Materi
A. Perspektif Konseling Pesantren
Pembaharuan proses pelayanan pendidikan di dunia pesantren
terus berkembang. Pesantren haruslah tidak hanya mengajarkan masalah-masalah
agama saja, namun harus menyajikan ilmu lain yang juga akan diperlukan setelah
para santri lulus dari pesantren karena keseimbangan ilmu yang dimiliki juga
akan memudahkan alumni setelah para santri itu lulus dari pesantren.[1]
Selain itu pembaruan yang mencangkup penekanan keseimbangan ilmu yang diberikan
di pesantren juga berkaitan dengan pelayanan pendidikan yang ada di pesantren.
Pesantren memerlukan pelayanan pendidikan yang dapat membantu para santri untuk
menyalurkan ilmu yang didapat dan memiliki hak yang sama dengan siswa luar
pesantren. Salah satu pelayanan yang penting untuk para santri adalah konseling
pesantren.
B. Pengertian Konseling Pesantren secara bahasa dan Istilah
Secara bahasa Konseling Pesantren berasal dari dua kata atau
term. Konseling secara bahasa berasal dari kata serapan bahasa inggris yaitu counseling.
Asal kata counseling adalah to counsel yang berarti
memberikan nasehat atau memberi anjuran kepada orang lain secara face to
face. Kata ini berbeda dengan membimbing atau memberi nasihat. Karena
posisi konselor bersifat membantu, maka konsekuensinya individu sendiri harus
aktif belajar memahami dan sekaligus melaksanakan tuntunan islam.[2]
Sebelum counseling diserap menjadi Konseling, counseling diartikan
sebagai penyuluhan. Namun sejak tahun 1980, penyuluhan berangsur-angsur berubah
menjadi konseling sebagaimana ada di literatureliteratur yang beredar. Hal itu
dikarenakan bahasa penyuluhan juga sering dipakai oleh bidang keilmuan yang
lain seperti penyuluhan hokum, keluarga, pertanian, dan lainnya.[3]
Secara bahasa memang konseling berasal dari bahasa inggris, namun jika dalam
perspektif islam, sebenarnya konseling itu sudah tercantum di dalam al-Qur’an
dan disampaikan oleh Rasulullah Saw berbentuk ajaran agar manusia memperoleh
kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat (ketentraman jiwa, ketenangan hidup,
dan kembalinya jiwa kepada yang Kuasa dengan keadaan suci).[4]
Secara istilah konseling adalah proses bantuan yang diberikan kepada klien
dalam bentuk hubungan terapeutik antara konselor dan klien agar klien dapat
meningkatkan kepercayaan diri, penyesuaian diri, atau berperilaku baru sehingga
klien memperoleh kebahagiaan.[5]
Namu dalam perspektif islam, membantu di dalam istilah konseling adalah
membantu karena pada hakikatnya individu sendirilah yang perlu hidup sesuai
dengan tuntunan Allah (jalan yang lurus) agar mereka selamat.[6]
Sedangkan pesantren menurut kamus bahasa Indonesaia berarti tempat santri atau
murid-murid belajar mengaji. Akar kata pesantren berasal dari kata ‘santri’,
yaitu yang digunakan bagi orang-orang yang menuntut ilmu agama di lembaga
pendidikan tradisional Islam di Jawa dan di Madura. Dalam pengertian sempit,
santri adalah seorang pelajar sekolah agama, sedangkan pengetian luas dan umum,
santri mengacu pada seorang anggota bagian penduduk Jawa yang menganut Islam
dengan sungguh-sungguh, rajin shalat, pergi ke masjid pada hari Jum’at dan
sebagainya. Setidaknya ditemukan empat teori tentang asal kata santri, yaitu
adaptasi dari bahasa Sansekerta, Jawa, Tamil dan India. Dari bahasa sansekerta,
santri berasal dari kata sant, yang artinya adalah orang yang baik dan
disambung dengan tra yang berarti menolong. Sedangkat pesantren adalah
tempat untuk membina manusia menjadi orang baik. Sedang menurut bahasa Tamil,
pesantren memiliki arti guru mengaji. Serta di dalam bahasa India, pesantren
berasal dari kata shastra yang berarti buku-buku suci, buku-buku agama,
dan buku-buku pengetahuan.[7]
Sedang secara istilah, pesantren yiatu berawalkan “pe-” dan akhiran “-an”, yang
berarti tempat tinggal para santri untuk menimba ilmu-ilmu agama dan ilmu
lainnya. Pesantren juga didefinisikan sebagai masyarakat mini yang terdiri dari
santri, guru, dan kyai (pengasuh).[8]
Pesantren juga memiliki struktur dan system seperti halnya Negara. Struktur itu
terdiri dari Kyai sebagai pimpinan teratas lalu jajarannya berupa pengurus yang
membantu Kyai menertibkan, mendisiplinkan, dan tangan kanan Kyai untuk
menyalurkan nasihat dan lainnya. Maka dapat diambil pengertian Konseling
Pesantren dengan menggabungkan kedua term terebut, yaitu Konseling Pesantren
adalah pelayanan atau bantuan oleh seorang konselor (Kyai, Pembimbing,
guru/ustadz) yang diberikan kepada santri (klien) agar dapat menemukan
ketenangan, kedamaian, kesejahteraan yang bukan bersifat matrealistis melainkan
lebih kepada rohaniah atau psikis agar santri dapat bahagia di dunia dengan
kedamaian itu serta dapat bahagia di akhirat dengan mengikuti pentujuk jalan
yang lurus (al-Qur’an) melalui nasihat Kyai. Konseling Pesantren, dapat
diartikan sebagai sistematika pembelajaran di Pesantren jika melihat dari teori
behavioristic. Di dalam proses pembelajaran keseharian santri, santri
diharuskan bahkan diwajibkan untuk patuh terhadap semua tata tertib yang telah
ditentukan oleh Kyai. Mau tidak mau santri harus mengikuti aturan itu agar
tidak mendapat hukuman berat ketika tidak melaksanakannya. Namun karena aturan
itu teruslah berlaku setiap harinya maka lambat laun santri akan terbiasa
dengan aturan itu. Santri yang awalnya sama sekali tidak dapat bijaksana dalam
hidup bersama-sama (misal di dalam 1 kamar terdapat 20 santri), lambat laun
akan terbiasa hidup dalam kebersamaan karena pembiasaan tingkah laku yang terus
berulang. Santri yang awalnya jama’ah shalat fardlu lengkap 5 kali dalam satu
hari dengan ogah-ogahan, kini beranjak menjadi sebuah kebiasaan yang
sulit untuk ditinggalkan santri. Tidak hanya mengandung unsur behavioristic,
bahkan konseling pesantren juga menggunakan teknik psikoanalisa secara tidak
langsung. Ketika santri sedang tidak tenang jiwanya, Kyai memberi ijazah atau
amalan doa yang dapat santri tersebut baca, seperti shalawat tibbil qulub, dan
lainnya. Doa tersebut akan membuat santri semakin tenang dan damai terkait
dengan situasi alam bawah sadarnya.
C. Pengertian Konseling Pesantren Menurut Pendapat Para Tokoh
Belum ditemukan tokoh yang mendefinisikan konseling pesantren
secara langsung. Namun secara tidak langsung, ada yang menyatakan bahwa
konseling sudah dilakukan di pesantren dengan Kyai sebagai konselornya. Namun
dengan kualifikasi pendidikan Kyai yang belum bisa dikatakan konselor, karena
Kyai tersebut tidak mengambilpendidikan profesi konselor, maka secara formal,
Kyai belum dapat dikatakan secara resmi. Selama ini, konseling pesantren tidak
banyak dikaji, namun konseling yang memasukkan nuansa islam telah banyak
diutarakan para tokoh di berbagai literature, sebagai berikut:
1. Konseling Islami adalah Konseling Islam menurut H.Hamdani
Bakar Adz-Dzaki Konseling Islam adalah suatu aktifitas memberikan bimbingan,
pelajaran dan pedoman kepada individu yang meminta bimbingan (konseli) dalam
hal bagaimana seharusnya seorang konseling dapat mengembangkan potensi akal
pikirannya, kejiwaannya, keimanan dan keyakinan serta dapat menanggulangi
problematika hidup dan kehidupannya dengan baik dan benar secara mandiri yang
berparadikma kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Ada landasan utama yang dijadikan
ajaran Islam sebagai sandaran utama Bimbingan dan Konseling Islam.
2. Konseling agama menurut Rosjidan Konseling agama adalah
suatu proses pemberian bantuan kepada individu atau kelompok masyarakat dengan
tujuan memfungsikan seoptimal mungkin nilai-nilai keagamaan dalam tatanan
masyarakat sehingga dapat
mandiri membuat keputusan pemecahan masalah yang dihadapinya.
Latihan :
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini:
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan konseling pesantren
secara bahasa dan istilah!
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan konseling pesantren
menutut para tokoh!
3. Jelaskan perbedaan antara konseling pesantren dengan
konseling secara umum!
4. Jelaskan dan berilah contohnya konkrit tentang konseling
pesantran!
BAB 2
PERAN
DAN FUNGSI KONSELING PESANTREN
Pendahuluan
Paket
bahan perkuliahan ini difokuskan pada peran dan fungsi konseling pesantren.
Paket ini merupakan paket yang melengkapi dan memberikan wacana yang
berkelanjutan. Dalam paket 2 ini mahasiswa akan mengkaji peran dan fungsi
konseling pesantren. Sebelum perkuliahan berlangsung, dosen terlebih dahulu
menampilkan slide tentang konseling tradisional yang biasanya di lakukan oleh
Kyai kepada para santrinya serta menekankan mahasiswa untuk berpendapat dan
tentang fungsi serta peran konseling pesantren untuk memancing ide kreatif.
Dosen juga akan menerangkan bahwa konseling pesantren dapat dilakukan secara
nonformal (Kyai) maupun formal (konselor yang bersertifikasi). Mahasiswa juga
diberi tugas untuk membaca uraian materi dan mendiskusikannya dengan panduan
lembar kegiatan. Dengan dikuasainya dasar-dasar bab 2 ini diharapkan dapat
menjadi modal
untuk
mempelajari paket-paket berikutnya. Penyiapan media pembelajaran dalam
perkuliahan ini sangat penting. Perkuliahan ini memerlukan media pembelajaran
berupa LCD dan laptop sebagai salah satu media pembelajaran yang dapat
mengefektifkan jalannya perkuliahan, serta kertas plano, spidol dan selotip
ataupun paku untuk alat menuangkan kreatifitas hasil perkuliahan dengan membuat
peta konsep.
Rencana
Pelaksanaan Perkuliahan
Kompetensi
Dasar
Mahasiswa
mampu mendeskripsikan peran dan fungsi konseling pesantren. Indikator Pada akhir
perkuliahan mahasiswa diharapkan mampu :
1. Fungsi konseling pesantren
2. Peran konseling pesantren
3. Tentang konseling yang dilakukan oleh Kyai (non formal),
dan dilakukan oleh konselor yang bersertifikasi (formal)
Waktu
4x50 menit
Materi Pokok
1. Menjelaskan tentang fungsi konseling pesantren
2. Menjelaskan tentang peran konseling pesantren
3. Menjelaskan tentang konseling yang dilakukan oleh Kyai
(non-formal), dan dilakukan oleh konselor yang bersertifikasi (formal)
Kegiatan Perkuliahan
Kegiatan Awal (10 menit)
1. Paradigma umum tentang peran dan fungsi konseling
pesantren serta tentang konseling yang dilakukan oleh Kyai
(non formal) dan yang dilakukan oleh konselor yang
bersertifikasi (formal).
2. Memberikan penjelasan tentang pentingnya mempelajari paket
2 (dua)
Kegiatan Inti (75 menit)
1. Membagi mahasiswa dalam 3 kelompok
2. Masing-masing kelompok mendiskusikan sub tema :
Kelompok 1 : Menjelaskan tentang fungsi konseling pesantren
Kelompok 2 : Menjelaskan tentang peran konseling pesantren
Kelompok 3 : Menjelaskan tentang peran konseling pesantren non
formal dan formal
3. Presentasi hasil diskusi dari masing-masing kelompok
4. Selesai presentasi setiap kelompok, maka kelompok lain
memberikan klarifikasi
5. Penguatan hasil diskusi dari dosen
6. Dosen memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk
menanyakan sesuatu yang belum paham atau menyampaikan
konfirmasi
Kegiatan Penutup (10 menit)
1. Menyimpulkan hasil perkuliahan
2. Memberi dorongan psikologis/saran.nasehat
3. Refleksi perkuliahan oleh mahasiswa
Kegiatan Tindak Lanjut (5 menit)
1. Memberi tugas latihan
2. Mempersiapkan perkuliahan selanjutnya
Lembar Kegiatan
1. Membuat peta konsep (mind map) tentang tentang peran
dan
fungsi konseling pesantren serta tentang konseling formal dan
non-formal sebagaimana terdapat pada halaman 14
peta
konsep :
Perspektif
Konseling pesantren :
·
Fungsi
Konseling Pesantren
Secara
umum : 1.Rasional Emotif dengan kajian kitab (sorogan, kilatan, dll) 2.Pembentukkan
emosi yang baik untuk santri. 3.Pencegahan agar santri tidak mengadaptif sifat yang
buruk. 4.Pembinaan Santri
Secara
fisik : 1. Perubahan
·
Peran
konseling pesantren
·
Konseling
pesantren
Tujuan
1.
Mahasiswa dapat membuat peta konsep untuk membangun
pemahaman
peran dan fungsi konseling pesantren serta
konseling
non formal dan non formal.
Bahan
dan Alat
Kertas
plano, spidol berwarna dan isolasi
Langkah
Kegiatan
1.
Pilihlah seorang pemandu kerja kelompok dan penulis konsep
hasil
kerja!
2.
Diskusikan materi yang telah ditentukan dengan anggota kelompok!
3.
Tuliskan hasil diskusi dalam bentuk Peta Konsep sebagaimana contoh gambar
diatas!
4.
Tempelkan hasil kerja kelompok dipapan tulis/dinding kelas!
5.
Pilihlah satu anggota kelompok untuk presentasi!
6.
Presentasikan hasil kerja kelompok secara bergiliran, dengan waktu
masing-masing kurang dari 10 menit !
7.
Berikan tanggapan /klarifikasi dari presentasi kelompok lain!
Urain
Materi
PERAN
DAN FUNGSI KONSELING PESANTREN
A.
Pendahuluan.
Pada
umumnya, Konseling Pesantren mempunyai peran dan fungsi yang sesuai dengan
definisi dari konseling pesantren itu sendiri, yaitu memberikan pelayanan atau
bantuan yang dilakukan seorang konselor (Kyai, Pembimbing, guru/ustadz,
konselor yang bersertifikasi) yang diberikan kepada santri (klien) agar dapat menemukan
ketenangan, kedamaian, kesejahteraan yang bukan bersifat matrealistis melainkan
lebih kepada rohaniah atau psikis agar santri dapat bahagia di dunia dengan
kedamaian itu serta dapat bahagia di akhirat dengan mengikuti pentujuk jalan
yang lurus (al-Qur’an) melalui nasihat Kyai. Santri di dalam pesantren berasal
dari berbagai wilayah atau penjuru Indonesia sehingga memiliki sifat atau kebiasaan
yang berbeda-beda dari setiap daerah. Santri yang berasal dari berbagai daerah
itu, tidak semuanya berasal dari keluarga yang memiliki ilmu pengetahuan agama
yang dalam. Santri dapat berasal dari keluarga yang memang memahami dan memperhatikan
betul tentang pendidikan agama, ada juga yang berasal dari keluarga yang belum
mengerti betul tentang agama namun berusaha untuk mempelajari ilmu agama, dan
ada juga yang justru dari keluarga yang broken home, disharmonis, tidak
dapat mengurus anak karena sibuk, dan lain sebagainya. Maka, keanekaragaman
kepribadian masing-masing santri yang berasal dari berbagai daerah itu,
memungkinkan adanya penyebaran sifat yang buruk bahkan masalah criminal seperti
mencuri dan sebagainya. Maka fungsi dan peran konseling pesantren ini akan
muncul sebagaimana fungsi dan peran konseling pada umumnya, yaitu kuratif dan
preventif.[9]
Peran Konseling Pesantren terkait dengan pembentukan perilaku serta
pengkontrolan sifat adaptif yang akan diambil santri (klien) untuk menentukan
kepribadiannya atau jati dirinya. Peran konseling pesantren tidak hanya pada
pembentukan perilaku, akan tetapi juga pada pembinaan minat dan bakat santri
agar dapat bersaing dengan kemajuan ilmu pengetahuan umum agar dapat menjadi
alumni yang tidak hanya berpendidikan agama yang tinggi, namun juga ilmu
pengetahuan umum yang tidak kalah saing.
2.
Peran Konseling Pesantren Konseling Pesantren memiliki peran bagi perubahan
kepribadian santri (konseli) secara tingkah laku (behavioral) dan secara metode
terapi alam bawah sadar (psikotherapi). Maka dapat dilakukan dengan menggunakan
pendekatanpendekatan konseling, sebagai berikut:
a.
Metode Behavioral Pada umumnya, metode ini dilakukan melalui aktivitas
terapeutik
khusus yang dapat dikarakteristikan secara terstruktur, langsung berfokus pada
masalah serta bersifat menentukan. Pendekatan ini tidak membutuhkan insight
pada motif, kesadaran akan perasaan dan bahkan pemahaman akan rasionalisasi
dari intervensi itu sendiri.
Tujuan konseling ini pada anak yakni mengubah atau menghapus
perilkau dengan cara belajar perilaku baru yang lebih dikehendaki. Dalam hal
ini seorang konselor
lebih berperan lebih aktif dalamusaha mengubah perilaku
konseling.[10]
Jika di Pesantren, pembinaan dengan pendekatan ini justru sangat mendominasi di
pesantren. Seperti adanya peraturan yang berisi kewajiban bagi santri, larangan
untuk santri, dan juga hukuman untuk santri yang melanggar. Berbagai kewajiban
santri misalnya adalah harus mengikuti seluruh kegiatan yanga ada di pesantren
dengan penuh kedisiplinan. Santri yang belum pernah hidup berkurang-kurangan
(makan seadanya, baju seadanya, dan serba seadanya) terpaksa menjalani kegiatan
itu. Santri yang belum pernah terbiasa berjamaah, akan terbiasa ketika sering
mengikuti kegiatan wajib berjamaah. Dan berbagai pembentukan serta perubahan
tingkah laku yang muncul karena adanya penekanan tingkah laku yang ditetapkan
oleh pesantren.
b. Metode psikoterapeutik
Salah satu model dari Psikoterapeutik adalah pendekatan
psikoanalisa yang merupakan sebuah model perkembangan kepribadian dan filsafat
tentang sifat manusia. Hasil dari ilmu psikoanalisa salah satunya adalah kehidupan
mental individu menjadi bisa dipahami, kemudian pemahaman terhadap sifat
manusia bisa diterapkan pada peredaran penderitaan manusia. Pendekatan ini juga
digunakan oleh individu dalam mengatasi suatu kecemasan dengan mengandaikan
adanya mekanisme-mekanisme yang bekerja untuk
menghindari luapan kecemasan.[11] Pendekatan ini dapat
dilakukan pada konseling pesantren dan secara tidak langsung juga telah dilakukan oleh Kyai di pesantren.
Santri yang cemas akan diberikan terapi dengan cara membaca shalawat, do’a-do’a, bahkan dengan cara diberikan air
yang telah diberi do’a. Sebetulnya, air yang diberi do’a itu bukanlah penyembuh yang sebenarnya. Kyai itu
hanya memberikan sugesti melalui air itu namun di sisi lain Kyai itu banyak berzikir untuk kesembuhan santri
yang cemas itu. Banyak santri
yang meminta pertolongan Kyai ketika menempuh kecemasan yang tinggi. Misalnya ketika akan menghadapi UN, santri
meminta pensil yang akan digunakan untuk mengerjakan soal UN diberi do’a-do’a oleh Kyai, seolah-olah
santri itu akan diberikan kemudahan setelah pensil itu diberi do’a. Padahal Kyai itu memang mendoakan
tetapi bukan pada pensil itu, justru pensil itu hanya untuk sugesti kecemasan santri agar tetap percaya diri
dalam mengerjakan UN. Psikoterapi juga dilakukan dalam bentuk shalat jamaah yang khusyuk, dzikir,
shalat sunnah, puasa, membaca al-Qur’an, dan lain sebagainya. Konselor formal
sebetulnya dapat masuk
pada wilayah Konselor non formal (Kyai) ketika konselor formal memiliki visi dan misi yang sama yaitu menegakkan ajaran
agama Islam yang memang secara tertulis banyak dibahas di dalam kitab suci al- Qur’an (way of life).
Fungsi Konseling Pesantren
Secara umum, konseling pesantren memiliki fungsi yang sama
dengan konseling pada umumnya yaitu memiliki fungsi preventif dan fungsi
kuratif. Ketika santri berada di pesantren, maka santri (konseli) akan
diberikan berbagai kegiatan positif yang akan mencegah santri (konseli) berbuat
hal yang buruk. Selain itu, santri juga diberikan berbagai kajian tentang
akhlakul karimah, adab seorang santri terhadap ayah dan ibunya, adab belajar,
dan adab-adab lainnya sehingga dari berbagai penjelasan itulah akan menjadikan
santri terhindar dari sifat-sifat yang buruk. Penjelasan yang disampaikan bisa
berupa maughidoh
khasanah, seminar, sorogan,
kilatan, class ikal, diniyah, dan lain sebagainya.
Adapun fungsi kuratif juga merupakan fungsi konseling
pesantren. Ketika terdapat santri yang cemas atau yang mengadaptif sifat yang
buruk seperti mencuri dan lainnya, tentu akan diberikan penyembuhan dalam
bentuk bimbingan yang akan dilakukan Kyai atau pengurus (non formal) ataupun
Konselor yangbersertifikas (formal) jika di Pesantren itu telah
memiliki konselor tersendiri selain Kyai.
Latihan
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan tepat dan
benar.
1. Apa yang anda fahami tentang fungsi konseling pesantren?
2. Apa yang anda fahami tentang peran konseling pesantren?
3. Apa yang anda ketahui tentang konselor formal dan non
formal serta perannya di pesantren?
4. Berikan contoh actual tentang problem santri dan kaitkan
dengan fungsi serta peran konseling pesantren dalam
menanggulangi problem tersebut!
DAFTAR PUSTAKA
Alawi,
A.H. tt. Sullam at-Taufiq. Surabaya: Maktabah al-Hidayah.
Al-Ghazali,
A.H. 2000. Prinsip Dasar Agama Terjemah Kitabul Al- Arba’in fii Ushuliddin. Terjemah
Zaid Husaein Alhamid.
Jakarta:
Pustaka Al-Amani
Al-Ghazali,
A.H. 2006. Metode Menjernihkan Nurani Terjemah
Minhajul
‘Abidin. Terjemahan Taufik Rahman. Bandung:Hikmah
Al-Haddad,
A.A., 2005. Sucikan Hati Luruskan Amal: Nasihat-
Nasihat
Agama Menuju Kesempurnaan Iman (Terjemah an- Nashaih ad-Diniyyah wa al-Wasaya
al-Iman). Terjemahan
Ommi
Amin Ababil. Yogyakarta: Mitrapustaka.
Al-Jawi,
M.N 2010. Terjemah Maroqil ‘Ubudiyah Syarah Bidayah al-
Hidayah.
Terjemahan Zaid Husein Al-Hamid. Surabaya:
Mutiara
Ilmu
Al-Mawardi,
A.A. tt. Adab ad-Dunya Wa ad-Din. Situbondo:
Percetakan
Assyarif An-Najar, A. 2001. Ilmu Jiwa dalam
Tasawwuf
Studi Komparatif dengan Ilmu Jiwa Kontemporer.
Terjemahan
Hasan Abrori. Jakarta: Pustaka Azam
Asy’ari,
M.H., Adab al-Alim wa al-Muta’allim. Yogyakarta. Abdul
Azhim.
Az-Zarnuji,
S.B. tt. Syarah Ta’lim al-Muta’allim. Surabaya: Al-Hidayah Cooper, J.,
Heron, T., & Heward, W. 2007. Applied
LKIS, 2001), hal.
184
2004),
hal 105
[3] Shahudi Siradj, Pengantar Bimbingan dan Konseling, (Surabaya : PT
Revka Petra
Media, 2012), hal. 17
[4] Erhamwida, Konseling Islam, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), hal. 94
[5] Zalfan Saam, Psikologi Konseling, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hal.
3
[6] Anwar Sutoyo, Bimbingan dan Konseling Islami, (Jogyakarta : Pustaka
Pelajar
Anggota IKAPI, 2013), hal. 22
2008),
hal. 24
[8] Ferry Efendi, Makhfudli, Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan
Praktik
dalam Keperawatan, ( Jakarta: Salemba,
2009), hal. 313
[9] Shahudi Siradj, Pengantar Bimbingan dan Konseling, (Surabaya : PT
Revka Petra
Media, 2012), hal. 58
GROUP, 2012).,124
Aditama,
1997), hal. 13
Tidak ada komentar:
Posting Komentar