Senin, 23 Oktober 2017

MAKALAH ASWAJA STRUKTUR DALAM ORGANISASI NADHATUL ULAMA (NU)

STRUKTUR ORGANISASI NADHATUL ULAMA
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Ahli Sunnah Wal Jama’aj
   Dosen           : Mutiara fahriani M.Pdi



Disusun Oleh            
Nama                           : M. Farhan Sahlani (15.0156.1)
                                    Tingkat/Semester        : IIID/V
                                    Fakultas/Jurusan          : Tarbiyah/PAI



INSTITUT AGAMA ISLAM CIPASUNG (IAIC)
SINGAPARNA – TASIKMALAYA
2017/2018

KATA PENGANTAR


Alhamdulillah, puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT. Yang telah memberi Penulis kekuatan dan kemudahan dalam menyelesaikan makalah ini sehingga dapat diselesaikan. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Ahli Sunnah Wal Jama’ah yang berjudul “Struktur Nadhatul Ulama”. Namun demikian semoga makalah ini tidak hanya bermanfa’at bagi Penulis namun juga bisa bermanfa’at dan menambah wawasan bagi semua pihak.
Dalam pembuatan makalah ini Penulis tidak terlepas dari berbagai kesulitan karena keterbatasan ilmu dan pengalaman yang Penulis miliki, namun berkat petunjuk Allah SWT, motivasi, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun secara tidak langsung, dengan izin Allah SWT, tugas makalah ini dapat di selesaikan.
            Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu Penulis mengharapkan saran dan kritikan kepada Pembaca demi kesempurnaan makalah ini untuk masa yang akan datang, semoga makalah ini ada manfa’atnya.


Cipasung,  23 Oktober 2017

Penulis


BAB I

PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG MASALAH
Nahdatul Ulama adalah salah satu Organisasi Menegakkan ajaran Islam menurut paham Ahlussunnah waljama'ah di tengah-tengah kehidupan masyarakat, di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Nahdlatul Ulama (Kebangkitan  Ulama) berdiri pada 16 Rajab 1344 H/(31 Januari 1926). Organisasi ini dipimpin oleh K.H. Hasyim Asy'ari sebagai Rais Akbar. Untuk menegaskan prisip dasar organisasi ini, maka K.H. Hasyim Asy'ari merumuskan kitab Qanun Asasi (prinsip dasar), kemudian juga merumuskan kitab I'tiqad Ahlussunnah Wal Jamaah. Kedua kitab tersebut kemudian di ejawantahkan dalam khittah NU, yang dijadikan sebagai dasar dan rujukan warga NU dalam berpikir dan bertindak dalam bidang sosial, keagamaan dan politik
B.     TUJUAN PENULISAN
1.      Untuk memahami struktur organisasi Nahdlatul Ulama
2.      Untuk memahami perangkat organisasi Nahdlatul Ulama

C.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa yang ada dalam perangkat organisasi NU?
2.      Bagaimana struktur NU dari cabang hingga penggurus besar?
3.      Istilah-istilah yang digunakan dalam organisasi NU?


BAB II

PEMBAHASAN

Keterbelakangan baik secara mental, maupun  ekonomi yang dialami bangsa Indonesia, akibat penjajahan maupun akibat kungkungan tradisi, telah menggugah kesadaran kaum terpelajar untuk memperjuangkan martabat bangsa ini, melalui jalan pendidikan dan organisasi. Gerakan yang muncul 1908 tersebut dikenal dengan "Kebangkitan Nasional". Semangat kebangkitan memang terus menyebar kemana-mana setelah rakyat pribumi sadar terhadap penderitaan dan ketertinggalannya dengan bangsa lain. Sebagai jawabannya, muncullah berbagai organisasi pendidikan dan pembebasan.
Pembentukan organisasi yang lebih mencakup dan lebih sistematis, untuk mengantisipasi perkembangan zaman. Maka setelah berkoordinasi dengan berbagai kyai, akhirnya muncul kesepakatan untuk membentuk organisasi yang bernama  Nahdlatul Ulama .
Nahdlatul Ulama (Kebangkitan Ulama) pada 16 Rajab 1344 H (31 Januari 1926). Organisasi ini dipimpin oleh K.H. Hasyim Asy'ari sebagai Rais Akbar. Untuk menegaskan prisip dasar organisasi ini, maka K.H. Hasyim Asy'ari merumuskan kitab Qanun Asasi (prinsip dasar), kemudian juga merumuskan kitab I'tiqad Ahlussunnah Wal Jamaah. Kedua kitab tersebut kemudian diejawantahkan dalam khittah NU, yang dijadikan sebagai dasar dan rujukan warga NU dalam berpikir dan bertindak dalam bidang sosial, keagamaan dan politik.
Nahdlatul Ulama adalah Sebagai Organisasi yang merupakan salah satu  penyebaran Ajaran Islam memiliki beberapa hal, diantaranya :
1.      Motto NU :  “ Berilmu, beramal serta bertaqwa pada Allah Yang Maha Esa.
2.      Visi  NU :   Terwujudnya  masyarakat  sejahtera  yang  dijiwai  ajaran  Islam Ahlusunnah Wal jamaah dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkemakmuran dan berkeadilan yang diridhoi Allah SWT.
3.      Misi NU :
a.       Mewujudkan Masyarakat  Indonesia  khususnya perempuan, yang sadar beragama bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
b.      Mewujudkan masyarakat Indonesia khususnya perempuan, yang berkualitas mandiri dan bertaqwa kepada Allah SWT.
c.       Mewujudkan masyarakat Indonesia khususnya perempuan, yang sadar akan kewajiban dan haknya menurut ajaran Islam baik sebagai pribadi maupun sebagai golongan masyarakat.
d.      Melaksanakan tujuan Jam’iyyah NU sehingga terwujudnya masyarakat adil dan makmur yang merata dan diridhoi Allah SWT.
4.      Tujuan NU :
Menegakkan ajaran Islam menurut paham Ahlussunnah waljama’ah di tengah-tengah kehidupan masyarakat, didalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dalam struktur organisasi Nahdlatul Ulama tingkatan kepemimpinan di atur sebagai berikut:
1.      Pengurus Besar (tingkat Pusat)
2.      Pengurus Wilayah (tingkat Propinsi)
3.      Pengurus Cabang (tingkat Kabupaten/Kota)/Pengurus Cabang Istimewa (tingkat Luar Negeri)
4.      Majelis Wakil Cabang (tingkat Kecamatan)
5.      Pengurus Ranting (tingkat Desa/Kelurahan)
6.      Pengurus Anak Ranting (tingkat Dusun)
Kepengurusan Nahdlatul Ulama terdiri dari Mustasyar, Syuriyah dan Tanfidziyah.
1.      Mustasyar adalah penasehat yang terdapat di Pengurus Besar, Pengurus Wilayah, Pengurus Cabang/ Pengurus Cabang Istimewa, dan pengurus Majelis Wakil Cabang.
2.      Syuriyah adalah pimpinan tertinggi Nahdlatul Ulama.
3.      Tanfidziyah adalah pelaksana.
Pengurus Besar Nadhlatul Ulama terdiri dari:
1.      Mustasyar Pengurus Besar.
2.      Pengurus Besar Harian Syuriyah.
3.      Pengurus Besar Lengkap Syuriyah.
4.      Pengurus Besar Harian Tanfidziyah.
5.      Pengurus Besar Lengkap Tanfidziyah.
6.      Pengurus Besar Pleno.
Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama terdiri dari :
1.      Mustasyar Pengurus Wilayah.
2.      Pengurus Wilayah Harian Syuriyah.
3.      Pengurus Wilayah Lengkap Syuriyah.
4.      Pengurus Wilayah Harian Tanfidziyah.
5.      Pengurus Wilayah Lengkap Tanfidziyah.
6.      Pengurus Wilayah Pleno.
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama terdiri dari :
1.      Mustasyar Pengurus Cabang.
2.      Pengurus Cabang Harian Syuriyah.
3.      Pengurus Cabang Lengkap Syuriyah.
4.      Pengurus Cabang Harian Tanfidziyah.
5.      Pengurus Cabang Lengkap Tanfidziyah.
6.      Pengurus Cabang Pleno.
Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama terdiri dari:
1.      Mustasyar Pengurus Cabang.
2.      Pengurus Cabang Harian Syuriyah.
3.      Pengurus Cabang Lengkap Syuriyah.
4.      Pengurus Cabang Harian Tanfidziyah.
5.      Pengurus Cabang Lengkap Tanfidziyah.
6.      Pengurus Cabang Pleno.
Pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama terdiri atas:
1.      Mustasyar Pengurus Majelis Wakil Cabang.
2.      Pengurus Majelis Wakil Cabang Harian Syuriyah.
3.      Pengurus Majelis Wakil Cabang Lengkap Syuriyah.
4.      Pengurus Majelis Wakil Cabang Harian Tanfidziyah.
5.      Pengurus Majelis Wakil Cabang Lengkap Tanfidziyah.
6.      Pengurus Majelis Wakil Cabang Pleno.
Pengurus Ranting Nadhlatul Ulama terdiri atas:
1.      Pengurus Ranting Harian Syuriyah.
2.      Pengurus Ranting Lengkap Syuriyah.
3.      Pengurus Ranting Harian Tanfidziyah.
4.      Pengurus Ranting Lengkap Tanfidziyah.
5.      Pengurus Ranting Pleno.
Pengurus Anak Ranting Nahdlatul Ulama terdiri dari :
1.      Pengurus Anak Ranting Harian Syuriyah.
2.      Pengurus Anak Ranting Lengkap Syuriyah.
3.      Pengurus Anak Ranting Harian Tanfidziyah.
4.      Pengurus Anak Ranting Lengkap Tanfidziyah.
5.      Pengurus Anak Ranting Pleno.


Tugas dan Wewenang :
1.      Mustasyar bertugas dan berwenang memberikan nasehat kepada Pengurus Nahdlatul Ulama menurut tingkatannya baik diminta ataupun tidak.
2.      Syuriyah bertugas dan berwenang membina dan mengawasi pelaksanaan keputusan-keputusan organisasi sesuai tingkatannya.
3.      Tanfidziyah mempunyai tugas dan wewenang menjalankan pelaksanaan keputusan-keputusan organisasi sesuai tingkatannya.
Permusyawaratan adalah suatu pertemuan yang dapat membuat keputusan dan ketetapan organisasi yang diikuti oleh struktur organisasi di bawahnya. Permusyawaratan di lingkungan Nahdlatul Ulama meliputi Permusyawaratan Tingkat Nasional dan Permusyawaratan Tingkat Daerah.
1.      Permusyawaratan tingkat nasional yang terdiri dari:
a.       Muktamar
b.      Muktamar Luar Biasa
c.       Musyawarah Nasional Alim Ulama
d.      Konferensi Besar

2.      Permusyawaratan tingkat daerah yang terdiri:
a.       Konferensi Wilayah
b.      Musyawarah Kerja Wilayah
c.       Konferensi Cabang/Konferensi Cabang Instimewa
d.      Musyawarah Kerja Cabang/Musyawarah Kerja Cabang Istimewa
e.       Konferensi Majelis Wakil Cabang
f.        Musyawarah Kerja Majelis Wakil Cabang
g.      Musyawarah Ranting
h.      Musyawarah Kerja Ranting
i.        Musyawarah Anak Ranting
j.        Musyawarah Kerja Anak Ranting

Dalam menjalankan kegiatannya Nahdlatul Ulama mempunyai 3 perangkat organisasi Nahdlatul Ulama :
1.      Lembaga adalah perangkat departementasi organisasi Nahdlatul Ulama yang berfungsi sebagai pelaksana kebijakan Nahdlatul Ulama, berkaitan dengan kelompok masyarakat tertentu dan atau yang memerlukan penanganan khusus, diantaranya:

a.       Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama disingkat LDNU, bertugas melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama di bidang pengembangan agama Islam yang menganut faham Ahlussunnah wal Jamaah.
b.      Lembaga Pendidikan Maarif Nahdlatul Ulama disingkat LP Maarif  NU, bertugas melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama dibidang pendidikan dan pengajaran formal.
c.       Rabithah Ma'ahid al Islamiyah Nahdlatul Ulama disingkat RMI NU, bertugas melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama dibidang pengembangan pondok pesantren dan pendidikan keagamaan.
d.      Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama disingkat LPNU bertugas melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama di bidang pengembangan ekonomi warga Nahdlatul Ulama.
e.       Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama disingkat LPPNU, bertugas melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama di bidang pengembangan dan pengelolaan pertanian, kehutanan dan lingkungan hidup.
f.        Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama disingkat LKKNU, bertugas melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama di bidang kesejahteraan keluarga, sosial dan kependudukan.
g.      Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Nahdlatul Ulama disingkat LAKPESDAM NU, bertugas melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama di  bidang pengkajian dan pengembangan sumber daya manusia.
h.      Lembaga Penyuluhan dan Bantuan Hukum Nahdlatul Ulama disingkat LPBHNU, bertugas melaksanakan pendampingan, penyuluhan, konsultasi, dan kajian kebijakan hukum.
i.        Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia Nahdlatul Ulama disingkat LESBUMI NU, bertugas melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama dibidang pengembangan seni dan budaya.
j.        Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah Nahdlatul Ulama disingkat LAZISNU, bertugas  menghimpun, mengelola dan mentasharufkan zakat dan shadaqah kepada mustahiqnya.
k.      Lembaga Waqaf dan Pertanahan Nahdlatul Ulama disingkat LWPNU, bertugas mengurus, mengelola serta mengembangkan tanah dan bangunan serta  harta benda wakaf lainnya milik Nahdlatul Ulama.
l.        Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama disingkat LBMNU, bertugas membahas masalah-masalah maudlu'iyah (tematik) dan waqi'iyah (aktual) yang akan menjadi Keputusan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.
m.    Lembaga Ta'mir Masjid Nahdlatul Ulama disingkat LTMNU, bertugas melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama di bidang pengembangan dan pemberdayaan Masjid.
n.      Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama disingkat LKNU, bertugas melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama di bidang kesehatan.
o.      Lemabaga Falakiyah Nahdlatul Ulama disingkat LFNU, bertugas mengelola masalah ru'yah, hisab dan pengembangan ilmu falak.
p.      Lembaga Ta'lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama disingkat LTNNU, bertugas mengembangkan penulisan, penerjemahan dan penerbitan kitab/buku serta media informasi menurut faham Ahlussunnah wal Jamaah.
q.      Lembaga Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama disingkat LPTNU, bertugas mengembangkan pendidikan tinggi Nahdlatul Ulama.
r.        Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama disingkat LPBI NU, bertugas melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama dalam pencegahan dan penanggulangan bencana serta eksplorasi kelautan.
2.      Lajnah
Lajnah adalah perangkat organisasi Nahdlatul Ulama untuk melaksanakan program Nahdlatul Ulama yang memerlukan penanganan khusus.
Berdasarkan perubahan AD/ART hasil Muktamar 33 NU di Jombang, Lajnah Nahdlatul Ulama digantikan dengan lembaga. Semula ada 3 (tiga) Lajnah yaitu LTNNU, Lajnah Falakiyah dan Lajnah Pendidikan Tinggi.
a.       Lajnah Ta’lif wa Nasyr Nahdlatul Ulama (LTNNU)
Bertugas mengembangkan penelitian, penulisan, penerjemahan dan penerbitan kitab/buku serta pengembangan informasi menurut paham Ahlussunnah wal Jamaah.
b.      Lajnah Falakiyah Nahdlatul Ulama (LFNU)
Bertugas mengurusi masalah hisab dan rukyah, serta pengembangan ilmu falak (astronomi).
c.       Lajnah Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPTNU)
Bertugas mengembangkan pendidikan tinggi Nahdlatul Ulama.
3.      Badan Otonom
Badan Otonom adalah perangkat organisasi Nahdlatul Ulama yang berfungsi melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama yang berkaitan dengan kelompok masyarakat tertentu dan beranggotakan perorangan. Badan Otonom dikelompokkan dalam katagori Badan Otonom berbasis usia dan kelompok masyarakat tertentu, dan Badan Otonom berbasis profesi dan kekhususan lainnya.
Jenis Badan Otonom berbasis usia dan kelompok masyarakat tertentu adalah:
a.       Muslimat Nahdlatul Ulama disingkat Muslimat NU untuk anggota perempuan Nahdlatul Ulama.
b.      Fatayat Nahdlatul Ulama disingkat Fatayat NU untuk anggota perempuan muda Nahdlatul Ulama berusia maksimal 40 (empat puluh) tahun.
c.       Gerakan Pemuda Ansor Nahdlatul Ulama disingkat GP Ansor NU untuk anggota laki-laki muda Nahdlatul Ulama yang maksimal berusia 40 (empat puluh) tahun.
d.      Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia disingkat PMII untuk mahasiswa Nahdlatul Ulama yang maksimal berusia 30 (tiga puluh) tahun.
e.       Kesatuan Mahasiswa Nadhatul Ulama disingkat KMNU untuk mahasiswa Nahdlatul Ulama yang maksimal berusia 30 (tiga puluh) tahun.
f.        Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama disingkat IPNU untuk pelajar dan santri laki-laki Nahdlatul Ulama yang maksimal berusia 27 (dua puluh tujuh) tahun.
g.      Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama disingkat IPPNU untuk pelajar dan santri perempuan Nahdlatul Ulama yang maksimal berusia 27 (dua puluh tujuh) tahun.
h.      Mahasiswa Ahlith Thoriqoh Al-Mu'tabaroh an-Nahdliyah (MATAN) untuk mahasiswa Nahdlatul Ulama yang maksimal berusia 30 (tiga puluh) tahun.
Badan Otonom berbasis profesi dan kekhususan lainnya:
a.       Jam'iyyah Ahli Thariqah Al-Mu'tabarah An-Nahdliyyah disingkat JATMAN untuk anggota Nahdlatul Ulama pengamal tharekat yang mu'tabar.
b.      Jam'iyyatul Qurra Wal Huffazh disingkat JQH, untuk anggota Nahdlatul Ulama yang berprofesi Qori/Qoriah dan Hafizh/Hafizhah.
c.       Ikatan Sarjana Nahdlalul Ulama disingkat ISNU adalah Badan Otonom yang berfungsi membantu melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama pada kelompok sarjana dan kaum intelektual.
d.      Serikat Buruh Muslimin Indonesia disingkat SARBUMUSI untuk anggota Nahdlatul Ulama yang berprofesi sebagai buruh/karyawan/tenaga kerja.
e.       Pagar Nusa untuk anggota Nahdlatul Ulama yang bergerak pada pengembangan seni bela diri.
f.        Persatuan Guru Nahdlatul Ulama disingkat PERGUNU untuk anggota Nahdlatul Ulama yang berprofesi sebagai guru dan atau ustadz.
g.      Serikat Nelayan Nahdlatul Ulama untuk anggota Nahdlatul Ulama yang berprofesi sebagai nelayan.
h.      Ikatan Seni Hadrah Indonesia Nahdaltul Ulama disingkat ISHARINU untuk anggota Nahdlatul Ulama yang bergerak dalam pengembangan seni hadrah dan shalawat.

ROIS SYURIAH
MASA JABATAN
ROIS TANFIDZIAH
MASA JABATAN
1
KH. HASYIM ASY'ARI
AWAL
AKHIR
KH. Hasan Gipo
AWAL
AKHIR
1926
1947
1926
1952
2
K.H. Abdul Wahab Chasbullah
1947
1971
KH. Idham Chalid
1952
1984
3
KH. Bisri Syansuri
1972
1980
4
KH. Muhammad Ali Maksum
1980
1984
5
KH. Achmad Muhammad Hasan Siddiq
1984
1991
Dr. KH. Abdurrahman Wahid
1984
1999
6
KH. Ali Yafie (pjs)
1991
1992
7
KH. Mohammad Ilyas Ruhiat
1992
1999
8
Dr .KH. Mohammad Ahmad Sahal Mahfudz
1999
2014
KH. Hasyim Muzadi
1999
2010
9
KH. Ahmad Mustofa Bisri
2014
2015
 Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj, M.A
2010
-
10
KH. Ma'ruf Amin
2015
2020


BAB III

PENUTUP

Nahdlatul Ulama sebagai organisai yang didirikan oleh para ulama pengasuh pesantren yang sekian banyaknya dan sekian luas pengaruhnya, tentu dimasudkan utntuk menempatkan posisi dn fungsi ulama sedemikian penting di tengah-tengah masyarakat, bangsa dan Negara, khususnya di NU. Ajaran Islam yang berhaluan Ahlussunnah wal jama’ah. Guna mempersatukan langkah para ulama dan pengikutnya dalam melakukan kegiatan yang bertujuan untuk menciptakan kemaslahatan masyarakat, kemajuan bangsa, ketinggian harkat dan martabat manusia.
Nahdlatul Ulama dengan demikian merupakan gerakan keagamaan yang bertujuan untuk membangun dan mengembangkan insan dan masyarakat yang bertakwa kepada ALLAH SWT, cerdas, terampil, berakhlak mulia, tenteram, adil dan sejahtera.


DAFTAR PUSTAKA

KH. Abdul Muchith Muzadi. NU dalam Persepektif Sejarah & Ajara,(Refleksi 65 Th. Ikut  NU). Surabaya: penerbit Khalista.
Nalar Politik NU & Muhammadiyah, 2009
Ubaid Abdullah,Mohammad Bakir. 2016. Nasionalisme dan islam Nusantara. Jakarta: Kompas